Aqiqah dan Sebou, Tradisi Penyambutan Bayi Baru Lahir di Mesir

Mesir sering digambarkan sebagai “negara Islam moderat” juga memiliki tradisi yang berkaitan dengan Aqiqah. Mesir adalah sebuah negara Islam yang terletak di Afrika Utara dan berbatasan dengan Timur Tengah. Sepanjang sejarahnya, budaya Mesir telah menyerap kebudayaan Afrika, Mediterania kuno, dan pengaruh Eropa. Mayoritas masyarakat Mesir adalah Muslim, tetapi terdapat juga penganut Kristen di Mesir (sekitar 10% dari populasi), yang sebagian besar penganut Gereja Ortodoks Koptik (agama yang dominan di Mesir sebelum kedatangan Islam).

Dalam hal penyambutan bayi yang baru lahir di Mesir, selalu disertai dengan kebanggaan dan suka cita yang besar oleh keluarga. Ada makna khusus yang berhubungan dengan berkat dari Allah SWT kepada orang tua yang dipersatukan dalam pernikahan mereka dan memastikan kelanjutan dari garis keturunan keluarga mereka.

Salah satu perayaan yang paling populer di Mesir adalah perayaan untuk menyambutkelahiran bayi yang bernama Sebou. Sebou diadakan tepat satu minggu setelah kelahiran bayi. Sebou (artinya hari ketujuh) bentuk kata Arab untuk ‘minggu’, adalah salah satu perayaan Mesir tertua dan paling dihargai. Keluarga berkumpul seminggu setelah kelahiran bayi. Namun demi kenyamanan dan untuk menyesuaikan dengan waktu yang memungkinkan, banyak orangtua saat ini merayakan Sebou beberapa minggu, atau bahkan satu bulan, setelah kelahiran anak mereka.

Tradisi ini sebenarnya dimulai pada saat periode kehamilan itu sendiri. Pada bulan ketujuh, orang tua perempuan bertanggung jawab untuk menyiapkan pakaian dan perlengkapan bayi lainnya. Angka tujuh dianggap penting untuk orang-orang Mesir karena dianggap angka keberuntungan. Biasanya orangtua menyiapkan, tujuh set pakaian, kaus kaki, topi untuk anak laki-laki dan selendang kecil untuk anak perempuan, popok, yang dipersiapkan sebagai hadiah kepada bayi.

Pada hari ketujuh perayaan Sebou, dimulai dengan memandikan bayi dan kemudian mengenakan pakaian baru. Para ibu dan perempuan dari keluarga yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan pesta dan memasak untuk Aqiqah. Acara ini dimulai dengan menaburkan garam oleh para ibu di sekitar rumah. Hal ini dipercaya untuk menjaga/menjauhkan dari mahluk halus. Kemudian, bayi ditempatkan dalam tempat bayi yang telah dihias, dan dibawa berkeliling di dalam rumah, yang diikuti oleh anggota keluarga dengan membawa lilin.

Pada acara ini, ibu sang bayi melangkah di atas bayi tujuh kali tanpa menyentuhnya, sedangkan wanita yang lebih tua membuat suara keras untuk membuat sang bayi sadar suara. Kemudian kakek menggoyang-goyangkan bayi dan memberinya perintah untuk mematuhi hanya keluarga mereka. Secara tradisional, kesempatan acara ini juga digunakan untuk memberikan nama pada bayi, kemudian sunat untuk anak laki-laki dan menusuk/menindik telinga untuk dipasang anting pada bayi perempuan.

(touregypt.net – baby-shower.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.